Pembangunan jalan nasional menuju Desa Pembengis, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi | dia
JAMBIBRO.COM – Proyek pembangunan jalan nasional ke Desa Pembengis, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, menjadi perhatian mantan bupati daerah itu, Usman Ermulan.
Proyek jalan nasional ini melanjutkan ruas jalan nasional ke Kilometer 35 di jalur lintas timur Sumatra. Usman heran melihat besi yang digunakan hanya sebagai penghubung antar segmen.
“Panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Struktur utama jalan tidak memakai besi sama sekali,” ujar Usman yang 3 periode duduk di Komisi Perbankan, Keuangan dan Perencanaan Nasional DPR RI.
Usman membandingkan pengerjaan proyek jalan Desa Pembengis ini dengan konstruksi jalan rigid beton Kuala Tungkal – Teluk Nilau. Jalan yang dibangun di masa Usman menjabat bupati itu memakai besi ukuran 16 sebagai standar.
“Saya lihat jalan di Pembengis ini sampai coran lapis kedua tidak ada pemakaian besi untuk penopang beban jalan. Kalau begini dipastikan bakal cepat rusak,” tandas Usman.
Menurut Usman, jalan ini akan cepat rusak, karena tidak mampu menahan beban kendaraan. Ditambah lagi struktur tanahnya berlumpur. Dia juga mempertanyakan pengawasan pada proyek ini.
“Mampukah jalan ini menahan kendaraan berbeban berat? Saya perkirakan dalam waktu tertentu jalan ini akan rusak serius, karena tidak adanya penggunaan besi,” ucapnya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Usman menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, atas pemeliharaan infrastruktur yang baik di Jambi.
Itu disampaikannya pada acara pernikahan putri Gubernur Jambi, Al Haris, di Masjid Agung Al Falah, Kota Jambi, April lalu.
“Saya sampaikan terima kasih langsung pada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Saya mengapresiasi kondisi jalan Pelabuhan Roro, dari Kuala Tungkal ke KM 35 Lintas Timur Sumatra yang terjaga kualitasnya,” kata Usman.
Teman lama anggota BPK RI Ahmad Noor Sufit ini mencatat, masyarakat merasa senang dan berterima kasih pada perhatian pemerintah pusat terhadap infrastruktur yang memadai.
“Aktivitas penduduk lokal jadi lebih lancar, terutama mengangkut hasil perkebunan atau komoditas lainnya ke pasar-pasar besar, ibu kota, atau provinsi tetangga,” ungkap politisi yang besar di Partai Golkar ini. | DIA