JAMBIBRO.COM — Skandal pembebasan lahan menuju Pelabuhan Ujung Jabung, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, memanas. Dugaan korupsi ini bukan lagi bisik-bisik, tapi sudah jadi sorotan terang.
Ada aroma busuk dari proyek strategis nasional ini—yang diduga disulap jadi ladang cuan oleh jaringan mafia anggaran dan pemburu rente.
Dana miliaran rupiah dari APBD Provinsi Jambi untuk ganti rugi lahannya dikabarkan sudah cair. Tapi banyak warga yang justru gigit jari. Hak mereka tak kunjung datang, sementara nama mereka tercatat sebagai penerima.
Asintel Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi, Nophy T South, tak menutup mata. Menurutnya, laporan masyarakat sudah masuk, dan tim pidana khusus langsung turun ke lapangan untuk investigasi.
“Kalau terbukti ada pencairan tanpa pembayaran penuh ke masyarakat, itu jadi dasar kuat untuk jerat hukum,” tegas Nophy.
Modusnya klasik, pencairan lancar, rakyat cuma jadi pelengkap administrasi. Dugaan korupsi ini diyakini melibatkan oknum kuat, dari level daerah sampai penguasa jalur anggaran.
Skandal Ujung Jabung bisa jadi pintu masuk untuk membongkar jaringan mafia tanah dan rente anggaran di Jambi. Pengadaan fiktif, penggelembungan luas lahan, mark up pembayaran, semuanya mengarah ke praktik sistematis yang merugikan negara dan menipu rakyat.
Yang bikin miris, dana pembebasan lahan berasal dari APBD provinsi, sementara pembangunan pelabuhan dibiayai APBN Kementerian Perhubungan. Dua jalur anggaran yang seharusnya saling dukung, malah jadi celah korupsi.
Kejaksaan Tinggi Jambi sudah pasang sikap, tak ada kompromi. Kalau bukti cukup, jaringan mafia di balik proyek ini akan digulung.
Publik menunggu jawaban, siapa dalangnya ? Siapa yang selama ini bermain di balik meja proyek nasional itu ? | NST