JAMBIBRO.COM — Sorak sorai ribuan mahasiswa baru Universitas Jambi (Unja) memenuhi aula besar kampus. Bukan hanya sekadar penutupan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025, tapi juga momen bersejarah. Empat rekor MURI berhasil dipecahkan sekaligus.
Dua di antaranya melibatkan langsung peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi, sebuah capaian yang tak hanya membanggakan, namun juga penuh makna bagi dunia pendidikan dan literasi keuangan di daerah.
Salah satu momen paling berkesan terjadi ketika 10.000 lebih mahasiswa serentak menyuarakan deklarasi menolak investasi ilegal, pinjaman online ilegal, dan judi daring.
Di tengah sorotan kamera dan catatan tim MURI, lautan mahasiswa mengangkat tangan, berikrar akan menjaga diri dari jebakan keuangan ilegal yang kian marak.
“Deklarasi ini adalah perisai moral generasi muda. Kami ingin mahasiswa paham sejak awal, bahwa ada banyak jebakan keuangan yang harus dihindari,” ujar Kepala OJK Provinsi Jambi, Yan Iswara Rosya, Senin kemarin.
Tak hanya berhenti pada deklarasi, civitas akademika Universitas Jambi juga mencetak rekor lain: 5.972 rekening reksa dana baru dibuka dalam satu waktu. Jumlah ini resmi tercatat sebagai yang terbanyak di Indonesia.
Langkah ini menjadi simbol bahwa akses ke pasar modal kini semakin inklusif, bahkan dimulai dari lingkungan kampus.
“Dengan memiliki rekening reksa dana, mahasiswa punya pintu masuk ke dunia investasi yang legal, aman, dan diawasi OJK. Ini langkah kecil yang dampaknya bisa besar di masa depan,” kata Direktur Analis Informasi dan Manajemen Krisis Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Sujanto.
Suasana penyerahan piagam MURI kian meriah, ketika Rektor Unja, Prof. Helmi, bersama pejabat OJK dan perbankan menerima langsung penghargaan. Hadir pula Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani, perwakilan forkompinda, hingga pimpinan perbankan nasional.
Kolaborasi ini melibatkan banyak pihak, antara lain OJK Jambi, Universitas Jambi, Bank Mandiri, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, hingga lembaga infrastruktur pasar modal, seperti KSEI dan KPEI.
Lebih dari Sekadar Rekor
Bagi sebagian orang, rekor hanyalah angka. Namun bagi OJK Jambi, langkah ini membawa pesan jauh lebih besar, mendorong inklusi keuangan, memperkenalkan produk keuangan formal, dan melindungi masyarakat dari jebakan keuangan ilegal.
Di era digital, godaan judi online dan investasi bodong begitu mudah menjangkau anak muda. Karena itu, membekali mahasiswa dengan literasi keuangan sejak awal kuliah menjadi penting.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari gerakan literasi keuangan di kalangan generasi muda. Mahasiswa harus jadi agen perubahan yang cerdas mengelola keuangan,” tegas Yan Iswara.
Bagi ribuan mahasiswa baru Unja, pengalaman ini akan menjadi kenangan tak terlupakan. Mereka tidak hanya menjalani orientasi kampus, tapi juga ikut menorehkan sejarah nasional lewat MURI.
Lebih dari itu, mereka sudah diajak memahami sejak dini: dunia keuangan adalah ruang yang penuh peluang, tetapi juga rawan jebakan. Dengan literasi yang tepat, generasi muda bisa memilih jalannya dengan bijak.
Dari Jambi, sebuah pesan lantang telah dikirim: generasi muda siap menolak keuangan ilegal, dan siap menyongsong masa depan dengan inklusi keuangan yang sehat. | DIA