Home / Berita Utama / Ekobis

Rabu, 23 Juli 2025 - 21:51 WIB

Hilirisasi Minerba dan Optimalisasi Lifting Migas Buka Peluang Jambi Jadi Hub Energi Sumatra

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono

JAMBIBRO.COM — Hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), serta optimalisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) merupakan agenda strategis, untuk memperkuat ketahanan ekonomi regional, dan membuka peluang Jambi menjadi hub energi Sumatra.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono, pada pertemuan Forum Ekonomi dan Bisnis (FEB) Provinsi Jambi, di Kota Jambi, Selasa kemarin.

Warsono menegaskan, peningkatan konektivitas logistik, efisiensi rantai pasok, serta penguatan sektor industri pengolahan menjadi kunci dalam mendorong daya saing ekspor daerah.

“Sinyal positif juga tercermin dari lonjakan pertumbuhan kredit di sektor pertambangan pada Triwulan I 2025. Itu menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek sektor energi di Jambi,” kata Warsono.

Dari sisi ekspor, optimalisasi hilirisasi diharapkan meningkatkan daya saing komoditas unggulan Jambi di pasar global.

“Dengan mengembangkan komoditas ekspor berbasis olahan, dan memperbaiki infrastruktur penunjang, seperti pelabuhan ekspor dan kawasan ekonomi khusus, Jambi dapat memperoleh nilai tambah lebih tinggi dan mengurangi ketergantungan pada pelabuhan di provinsi tetangga,” papar Warsono.

Kegiatan FEB ini mengangkat tema optimalisasi minerba dan migas Jambi: tantangan hilirisasi, peluang hub energi, dan daya saing ekspor.

Baca Juga  Hanura Buka Pendaftaran Calon Ketua, Hampir Sepekan Belum Ada Pendaftar

FEB digunakan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi dalam melakukan diseminasi pesan-pesan utama Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKD), serta Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jambi kepada berbagai pemangku kepentingan.

Warsono memaparkan, perekonomian Jambi tumbuh 4,55% (yoy) pada Triwulan I 2025, ditopang oleh terjaganya permintaan domestik dan kinerja ekspor.

Lapangan usaha pertambangan sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi kedua terbesar di Provinsi Jambi dengan pangsa 14,29% masih belum menunjukan kinerja optimal dan konsisten.

Setelah selama Triwulan I s.d III 2024 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif, sektor pertambangan mampu tumbuh impresif sebesar 7,84% pada Triwulan IV 2024, dan mendongkrak naik pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2024.

Namun demikian, pertumbuhan kembali mengalami perlambatan menjadi 3,84% pada Triwulan I 2025. Harga komoditas global dan kesiapan infrastruktur diperkirakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi.

Hal ini mengindikasikan pentingnya transformasi struktural melalui hilirisasi komoditas dan peningkatan nilai tambah sektor minerba dan migas.

Diskusi panel FEB Jambi periode Juli 2025 menghadirkan narasumber Muhammad Ansari dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, dan Safe’i dari SKK Migas Sumbagsel.

Baca Juga  Kilas Balik Perjuangan Bambang Bayu Suseno: Melawan Anomali di Pilkada Muaro Jambi 2024

Pemaparan materi dan diskusi mencakup pentingnya akselerasi hilirisasi sebagai bagian kebijakan nasional, dan roadmap hilirisasi minerba, serta bagaimana Provinsi Jambi mengambil peran mendongkrak pendapatan asli daerah, kontribusi ekspor dan nilai tambah komoditas minerba dan migas.

Muhammad Ansari menyampaikan, hilirisasi bukan sekadar industrialisasi, tapi strategi untuk menggeser struktur ekonomi daerah dari eksploitasi ke penciptaan nilai. FEB memberi ruang untuk membedah bagaimana energi dan sumber daya mineral bukan hanya komoditas, melainkan instrumen kedaulatan ekonomi.

Dari sisi minerba, tantangan hilirisasi di Jambi masih besar. Namun potensi cadangan dan sumber daya sangat menjanjikan. Kunci ke depan adalah penguatan ekosistem hilirisasi, integrasi industri, penguasaan teknologi, dan kesiapan BUMD serta perguruan tinggi lokal.

Dari sisi migas, Safe’i menyampaikan, produksi migas Jambi dengan porsi 10% dari nasional bukan hanya angka, tapi juga bukti sinergi antara pusat dan daerah sangat menentukan keberhasilan operasi migas.

Menurut Safe’i, Participating Interest (10%) menjadi pintu masuk peran aktif daerah yang harus disertai tanggung jawab sosial dan tata kelola yang bersih.

Baca Juga  Antisipasi Karhutla, Pemkab Muaro Jambi Siapkan Berbagai Jurus

”FEB diharapkan menjadi ruang kolaborasi yang produktif antara pemerintah pusat dan daerah, regulator, dunia usaha, akademisi, serta lembaga keuangan untuk merumuskan kebijakan dan strategi hilirisasi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Prof. Shofia Amin dari Universitas Jambi selaku moderator.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi, Johansyah, menyatakan Pemprov Jambi terus mendorong penyelesaian jalan khusus batu bara, pengembangan hilirisasi batu bara yang sangat relevan, dan optimalisasi produksi migas bekerja sama dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) enam blok migas yang ada di Provinsi Jambi, serta menetapkan produk-produk dengan daya saing ekspor sebagai prioritas.

Johansyah mengatakan, optimalisasi potensi minerba dan migas tidak hanya akan memperkuat struktur ekonomi daerah, tapi juga menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jambi secara menyeluruh.

Melalui FEB, Bank Indonesia berkomitmen akan terus bersinergi mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan yang adaptif dan berbasis data, mendukung agenda hilirisasi nasional serta penguatan daya saing ekspor dari daerah. | PR

Share :

Baca Juga

Ekobis

Pasokan Terjaga, Inflasi Jambi 2024 Terkendali

Ekobis

Bazar Minyak Goreng Premium Harga Terjangkau Asian Agri “Diserbu” Warga

Berita Utama

Kasus Amrizal Belum Juga Ada Tersangka, Apo Hal Ko ?…

Ekobis

Kacab BPJS Ketenagakerjaan Jambi Dampingi Al Haris Serahkan Santunan Jaminan Kematian

Ekobis

Wagub Abdullah Sani Buka Bazar UMKM Dharma Wanita Persatuan

Berita Utama

Angkutan Batu Bara Kembali Lewat Darat, Pengusaha Tambang Harus Patuhi Ingub

Berita Utama

Penertiban PKL Talang Banjar Dimulai, Pemkot Pastikan Solusi Terbaik

Berita Utama

OJK Terbitkan Peraturan Perkuat Penerapan Tata Kelola Bank Umum