Pengurus dan anggota FJM Jambi mengunjungi ruang IOC SKK Migas, di Lantai 29 Gedung Wisma Mulia, Jakarta, Senin, 9 September 2024 | dia
JAMBIBRO.COM – Puluhan jurnalis dari berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Jambi kagum, ketika mendapat kesempatan mengunjungi ruangan Integrated Operation Centre (IOG) milik SKK Migas, Senin sore kemarin.
Ruang pantau di Lantai 29 Gedung Wisma Mulia, Jakarta itu sangat khusus. Tidak sembarangan orang boleh masuk. Penjagaannya sangat ketat dan terbatas.
Kunjungan ini merupakan kerja sama Forum Jurnalis Migas (FJM) Provinsi Jambi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Kunjungan yang dikemas dalam kegiatan media gathering ini sudah lama diprogramkan, namun baru tahun ini terlaksana.
Tujuannya, untuk mengetahui dan melihat langsung sistem dan mekanisme kerja SKK Migas mengawasi kerja para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Kunjungan dipimpin oleh Ketua FJM Jambi, Mursyid Sonsang, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel Syafe’i, serta para pimpinan KKKS wilayah operasi Jambi.
Para jurnalis mendapat penjelasan dari beberapa pejabat divisi SKK Migas Pusat, diantaranya Mohamad Fauzan Amir, Brilianto Armi, Muhammad Rifki Farhan, Ajeng serta Yogi Arsiyanto dari Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas IOC SKK Migas.
Mohammad Fauzan Amir memaparkan, IOC dibangun SKK Migas pada 31 Desember 2019.
Fungsinya untuk memantau aliran produksi minyak dan gas selama 24 jam nonstop. Data itu berasal dari layanan pengelolaan kinerja operasi kontraktor migas di Indonesia.
“Ini data faktual yang terus dijaga terkait hulu migas. Ini data produksi energi kita di Indonesia. Kalau tidak cukup, kita impor dan terus melakukan eksplorasi,” terang Fauzan.
Fauzan menjelaskan, data-data itu muncul di beberapa dashboard yang ada di ruang IOC, seperti dashboard operasi produksi, dashboard drilling, dashboard maintenance, dashboard perkapalan dan lain-lain.
“Di sini hanya ditunjukkan empat dashboard saja sebagai sample. Sebenarnya ada puluhan dashboard di sini dengan ribuan turunannya, “ kata Fauzan.
Menurut Fauzan, teknologi ini dikembangkan karena SKK Migas butuh ruang kolaborasi untuk memonitor semua hal terkait pengeboran, pengapalan, produksi dan lifting.
“Biasanya kami meeting dipenuhi tumpukan kertas dari setiap divisi,” ujar Fauzan.
Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi dan Formalitas SKK Migas Sumbagsel, Syafei mengatakan, ruang IOC ini adalah kawasan terbatas. Hanya orang-orang tertentu dan mendapat izin yang boleh masuk.
“Jadi ini daerah terbatas. Sebelumnya kami bersama tim SKK Migas Pusat sudah beberapa kali berkomunikasi, agar rekan-rekan jurnalis bisa mendapat izin masuk dan melihat ruangan ini,” ungkap Syafe’i.
“Alhamdulillah rekan-rekan jurnalis bisa berkesempatan melihat ruang IOC SKK Migas ini. Tidak sembarang orang bisa berkunjung ke sini,” tambah Syafe’i. | DIA