JAMBIBRO.COM — Setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, kemacetan parah terjadi di Jembatan Batanghari , siang hingga malam hari.
Kemacetan berimbas luas pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat. Barang-barang yang harusnya tiba tepat waktu, mengalami keterlambatan, memicu kenaikan harga di pasaran.
“Masyarakat menunggu upaya Pemerintah Provinsi Jambi mencari solusi mengatasi kemacetan yang terus menerus terjadi itu,” tegas Tokoh Jambi, Usman Ermulan.
Usman bilang, kalaupun ada rencana membangun Jembatan Batanghari 3, masa pembangunannya paling tidak memerlukan waktu minimal dua tahun.
“Begitulah penderitaan pengguna Jembatan Batanghari 1 saat ini, baik masyarakat Jambi, apalagi pengguna jalan Lintas Timur Sumatra, dari Pulau Sumatera sendiri maupun Pulau Jawa,” ujarnya.
Menurut Usman, solusi mengatasi kemacetan di Jembatan Batanghari 1 menjadi tantangan pemimpin Provinsi Jambi kedepannya. Penderitaan rakyat harus segera diatasi.
Usman Ermulan yang tiga periode duduk di Komisi Keuangan, Perbankan dan Perencanaan Nasional DPR RI, khawatir kemacetan di Jembatan Batanghari 1 berdampak pada produk pertanian.
“Pengiriman CPO sekarang masih diekspor melalui Pelabuhan Dumai, Provinsi Riau. Mereka sangat bergantung pada arus transportasi yang lancar,” beber Usman.
Begitu pula akses transportasi untuk kebutuhan sehari-hari, seperti gas elpiji, gangguan tersebut bisa menciptakan ketidakstabilan pasokan.
“Karena angkutannya terganggu dari pengangkutan truk-truk LPG SPBE di Pematang Lumut yang harus melalui Jembatan Aurduri 1,” ujar Usman.
Usman menegaskan, ketidakmampuan inovasi pemerintah daerah membangun Jembatan Batanghari 3 akan menimbulkan kerugian ekonomi lebih besar dalam jangka panjang.
“Tolonglah para pejabat provinsi memikirkan kesulitan masyarakatnya. Ini sangat memalukan, menjadi bahan tertawaan masyarakat. Umumnya pengguna jembatan itu masyarakat Sumatra,” ungkap mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode. | DIA