Home / Politik

Minggu, 11 Februari 2024 - 17:49 WIB

Kritik Pemerintahan Jokowi, Advokat di Jambi Bersatu Selamatkan Indonesia

Advokat di Jambi menggelar aksi di Taman Makam Pahlawan Satria Bhakti, Kota Jambi | dia

JAMBIBRO.COM – Advokat Jambi menyoroti pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin di akhir masa jabatannya.

Puluhan advokat Jambi membentuk Gerakan Advokat Bersatu Selamatkan Indonesia (GABSI). Mereka bahkan menggelar aksi Jumat kemarin.

Para praktisi hukum itu menilai, pemerintahan Jokowi telah menyimpang dalam pelaksanaan tatanan hukum dan konstitusi pada Pemilihan Umum 2024.

Penyimpangan itu dibuktikan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 90/PUU-XXI/2023.

Disebutkan, kepala daerah usia di bawah 40 tahun dapat mengajukan diri sebagai calon Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia.

Sebelumnya, berdasarkan pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, persyaratan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia berusia paling rendah 40 tahun.

Menyikapi putusan MK itu, segala upaya dilakukan rakyat Indonesia untuk “menggugat” putusan MK tersebut. Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pun cepat bertindak.

Baca Juga  Amankan TPS di Provinsi Jambi, 1.400 Personel Polisi Dikerahkan

MKMK akhirnya mengeluarkan putusan Nomor : 5/MKMK/L/11/2023. Isinya, para Hakim Terlapor (hakim MK) terbukti secara bersama melanggar Kode Etik dan Perilaku Hakim Konstitusi, yang tertuang dalam Sapta Karsa Hutama, Prinsip Kepantasan dan Kesopanan.

Selain itu, MKMK menjatuhkan sanksi teguran lisan secara kolektif kepada para Hakim Terlapor. Kesimpulannya, Putusan MK No.90/PUU-XXI/2023 adalah Inkonstitusi.

GABSI berpendapat, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari, dan anggota KPU RI lainnya, terbukti melanggar kode etik, karena menerima Gibran Rakabumi sebagai calon Wakil Presiden RI, pada Pemilu 2024.

Pelanggaran kode etik itu tertuang dalam putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) KPU, atas perkara nomor 135, 136, 137 dan 141-PKE-DKPP/XII/2023.

Ketua Aksi GABSI, Sarbaini menegaskan, tatanan hukum di Indonesia telah diobrak-abrik oleh penguasa, sehingga perlu diselamatkan. Diduga, ada upaya pemerintahan Presiden Jokowi mengintimidasi rakyat Indonesia.

Intimidasi itu disinyalir memanfaatkan aparatur negara untuk memenangkan salah satu paslon capres dan cawapres tertentu.

Baca Juga  Harus Kritis, Saatnya Kita Tolak Hasil Survei

“Tindakan pemerintah itu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, dan menghancurkan sistem demokrasi Indonesia,” tegas Sarbaini.

Sarbaini mengungkapkan, akhir-akhir ini keadaan negara Indonesia tidak sedang baik-baik saja, terutama perilaku pemerintahan Presiden Joko widodo.

“Penyelenggara negara melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tatanan hukum serta tatanan konstitusi bernegara,” katanya.

Penyimpangan tersebut terkesan adanya upaya pemaksaan kehendak oleh penguasa yang jelas-jelas melanggar konstitusi dan demokrasi.

Dari kejadian yang dilakukan rezim Joko Widodo, GABSI sangat prihatin. Mereka perlu mengambil sikap, mengajak seluruh elemen masyarakat segera merapatkan barisan.

Dalam pernyataan sikapnya, GABSI sedih melihat rusaknya moral dan etika penyelenggara negara, khususnya Presiden, Mahkamah Konstitusi, dan KPU.

GABSI mengutuk siapa pun yang melakukan tindakan yang menindas kebebasan berekspresi dan mengintimidasi rakyat Indonesia.

GABSI minta Presiden Jokowi tidak cawe-cawe dalam pesta demokrasi, dan bersikap netral demi pemilu yang bermartabat sesuai amanat UU.

Baca Juga  Pasien Rumah Sakit Jangan Khawatir, Tetap Bisa Mencoblos…

Selain itu, GABSI mendesak pemerintahan Jokowi menjalankan tugas dan fungsi sesuai konstitusi, tidak untuk kepentingan keluarga dan kroni-kroninya.

Juga minta penyelenggara pemilu, seperti KPU dan BAWASLU, termasuk aparat penegak hukum, menjaga integritas tidak berpihak pada salah satu paslon, agar terwujud pemilu bermartabat, jujur, dan adil untuk Indonesia lebih baik.

GABSI juga menolak keras segala kecurangan dan cara-cara intimidasi oleh penguasa kepada rakyat Indonesia dalam menggunakan hak pilihnya memilih Presiden dan Wakil Presiden.

GABSI menghimbau dan mengajak para mahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia menggunakan hak suara pada 14 Februari 2024 secara cerdas, dengan melihat rekam jejak, integritas dan moral etika calon presiden dan wakil presiden, serta mengawasi jalannya pemilu.

“Kami dengan tegas menolak calon presiden dan wakil presiden yang melanggar konstitusi demi kepentingan politik dinasti,” tandas Sarbaini yang dikenal sebagai advokat kawakan di Jambi itu. | DIA

Editor : Doddi Irawan

Share :

Baca Juga

Politik

Prabowo – Gibran Menang Satu Putaran ? Ini Kata HBA, SAH, Bakri dan Al Haris…

Berita Utama

Ketua DPW PAN Jambi Bakal Berganti, Nasroel Yasir : BBS Lebih Pantas

Berita Utama

Syukur Makin Kuat, Nalim Harus Kerja Keras, Nilwan Yahya Ukur Bayang-bayang

Berita Utama

Pasukan Bermotor Amankan Pemilu, Anggota TNI dan Polri Boncengan

Berita Utama

Ketua DPRD Provinsi Jambi Tegur Mahasiswa, Begini Kronologisnya…

Politik

Butuh Dukungan PSI, BBS Mendaftar…

Berita Utama

Kode Lagi… Golkar Nomor 4, Budi Setiawan Orang Keempat Ambil Formulir di PDI Perjuangan

Politik

Bawaslu Jalin Kerja Sama Awasi Kampanye Pilkada di Media Internet