Romi Hariyanto (kiri) dan Al Haris (kanan)
JAMBIBRO.COM – Nasib orang siapa tahu. Bekerja saja yang ikhlas dan tekun. Tuhan Yang Maha Kuasa akan menentukan hasilnya.
Nasihat itu sepertinya pas disematkan pada langkah Romi Hariyanto, Bupati Tanjungjabung Timur, yang mengadu peruntungan di Pilgub Jambi.
Awalnya, Romi tidak ada rencana ikut dalam Pilgub Jambi 2024. Dia ingin pensiun, menikmati hari-harinya dengan berkebun, dan sesekali melakoni hobi berpetualang.
Kesempatan pertama Romi mengikuti Pilgub Jambi justeru ada pada 2020. Kala itu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menawarinya maju di Pilgub Jambi. Tapi Romi menolak.
“Biarlah di kabupaten saja, Tum. Biar Bang Haris di Pilgub Jambi,” cerita orang dekat Romi menirukan ucapan Romi waktu itu.
Ketika itu Romi tak sendiri di kediaman Zulhas. Ada Sekjen PAN Eddy Soeparno, Waketum Yandri Susanto, dan Ketua DPW Jambi Bakri. Romi datang bersama wakilnya, Robby Nahliansyah.
Romi memang getol memperjuangkan Al Haris, 2020 silam. Dia pula yang menggalang dukungan lima bupati untuk Al Haris. Bahkan, Romi juga yang keras meminta Al Haris menggandeng Abdullah Sani.
Kini, Romi Hariyanto satu-satunya calon penantang Al Haris – Abdullah Sani di Pilgub Jambi 2024. Dia menggandeng politisi Golkar, Saniatul Lativa, istri Sukandar, mantan Bupati Tebo yang juga kader Golkar.
Kuatnya tekad Romi mengalahkan Al Haris bukan tak bersebab. Romi merasa komitmen Al Haris untuk Jambi melenceng. Terutama janji soal keadilan pembangunan.
Tak terkecuali untuk Tanjungjabung Timur, daerah yang dipimpin Romi. Al Haris dinilai minim sekali perhatiannya.
Romi disebut-sebut juga sangat kecewa soal progres Participating Interest (PI) 10 persen sektor migas. Itu hak daerah.
Perjuangan Romi sejak 2018, saat Gubernur Jambi masih Fachrori Umar, tak menunjukkan progres menggembirakan, hingga masa jabatan Al Haris hampir selesai.
Harapan Romi agar Al Haris sebagai gubernur baru mampu mendorong percepatan kesepakatan PI itu. Tapi tidak dilaksanakan. Proses yang mestinya selesai 2023 molor hingga kini.
Menurut Romi, jika PI 10 persen itu bisa berjalan efektif, bukan hanya Tanjabtim dan Tanjabbar saja yang pendapatannya berlipat ganda. Kabupaten dan kota non penghasil migas juga kecipratan.
Selain itu, dukungan Pemprov Jambi pada gagasan Romi menjalin kerja sama lintas kabupaten lintas provinsi juga tak dapat support.
Padahal, apa yang dilakukan Romi visinya jelas, untuk kemajuan bersama, bukan hanya Tanjabtim yang dia pimpin.
Sebut saja kerja sama pembukaan konektivitas jalur timur Sumatra, meliputi Tanjabtim – Tanjabbar Indragiri Hilir (Riau). Ruas itu akan mampu memangkas lebih dari tiga jam jarak tempuh Tembilahan – Jambi.
Saat ini ketiga daerah itu sedang melanjutkan progres pembangunan ruas masing-masing, untuk dihubungkan di titik temu yang telah ditentukan.
Terbangunnya ruas itu juga menumbuhkan kawasan ekonomi baru di wilayah sepanjang ruas dengan beragam potensi.
Dikonfirmasi soal latar belakang kekecewaannya, Romi tak bergeming. Dia hanya berucap, bahwa pemimpin itu yang dipegang komitmen.
Romi membenarkan, jika PI 10 persen migas bisa efektif, yang akan menerima manfaat bukan hanya Tanjabtim dan Tanjabbar sebagai daerah penghasil.
Mengenai kerja sama lintas kabupaten antar provinsi, Romi menyebut, sudah berjalan empat tahun lalu antar daerah saling berbatasan.
“Kita kerja sama dengan Banyuasin Sumatra Selatan terkait penyediaan sarana prasarana masyarakat di kedua wilayah berbatasan. Dengan kerja sama antar wilayah kami berharap kemajuan bersama bisa lebih mudah diwujudkan. Tak boleh lagi ego sentris,” kata Romi. | DIA