Home / Ekobis

Minggu, 31 Desember 2023 - 01:24 WIB

Arie Triyono: Pelopor Agribisnis yang Mengubah Lanskap Peternakan Indonesia

Arie Triyono (kiri)

ARIE Triyono, pengusaha agribisnis nasional, bertekad mengubah cara pandang tentang peternakan di Indonesia.

Ia yakin peternakan yang maju akan menciptakan dampak signifikan pada stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan lapangan kerja.

Di dunia agribisnis Indonesia, nama Arie Triyono telah menjadi sinonim dengan inovasi dan kemajuan.

Ia merintis tiga lokasi usaha peternakan besar di Desa Mekarsari Ndaru, Tangerang; Mandalika, NTB; dan Kertajati, Jawa Barat.

“Cita-cita saya membangun ekosistem agribisnis berkelanjutan yang bisa memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada ekonomi nasional,” ucap Arie.

Di Mekarsari Ndaru, Arie mengelola peternakan yang memelihara 3.500 ekor sapi. Sementara di Mandalika, ia mengembangkan peternakan dengan populasi 5.000 ekor sapi, dilengkapi Rumah Potong Hewan (RPH).

Terakhir, Arie sedang merintis peternakan di atas lahan seluas 117 hektar di Kertajati, Jawa Barat. Peternakan dengan populasi 50.000 ekor kambing dan domba yang akan diintegrasikan dengan taman edukasi (education park) agribisnis.

Jaringan Pabrik Pakan Ternak

Menyokong visi besar yang telah dijalankannya, Arie bercita-cita membangun jaringan pabrik pakan ternak sapi dan kambing/domba di setiap kabupaten sentra ternak di Indonesia.

Baca Juga  Stockpile Jalan, Rakyat Melawan

Hal ini respons atas kendala yang dihadapi para peternak, akibat mahalnya harga pakan ternak konsentrat.

“Selama ini yang menjadi kendala para peternak sapi, kambing, dan domba adalah dari pakan ternak konsentrat yang mahal, harganya kerap tidak masuk akal,” jelas Arie.

Arie pun memaparkan terobosan dalam produksi pakan ternak untuk menjawab persoalan mahalnya harga pakan ternak tersebut.

“Saat ini kami melakukan olah racikan pakan sendiri. Hasilnya ADG (Average Daily Gain) atau pertambahan bobot harian sapi bisa mencapai 1.8 kg/hari dengan rendemen atau proporsi berat daging yang bisa dipanen dari seekor hewan ternak mencapai 58%,” papar Arie.

Menurut Arie, pencapaian ini membantu terwujudnya biaya pakan ternak yang terjangkau dan pencapaian ADG secara nasional dapat mencapai 1.5 kg/hari dan rendemen daging 54%.

“Kuncinya adalah di produksi pakan ternak,” pungkas Arie.

Untuk merealisasikan cita-citanya, Arie menyiapkan skema Kelompok Tani Ternak Tanggung Renteng. Dengan sistem ini Arie yakin dapat mewujudkan swasembada daging nasional dalam waktu 3 tahun.

Inisiatif ini, masih menurut Arie, selaras dengan program yang digulirkan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Nilainya mencapai Rp.460 triliun. Sekitar 25% diperuntukkan bagi Kredit Petani Ternak Nasional.

Baca Juga  Polda Jambi Bantah Kumpulkan Nama Warga Penolak Stockpile Aurkenali

“Sistem yang telah saya siapkan dengan pola Kelompok Tani Ternak Tanggung Renteng maka 1000% kredit dari KUR aman. Harapannya petani semakin makmur. Perusahaan kami, PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ), posisinya sebagai offtaker,” lanjut Arie.

Kertajati Family Farm & Education Park

Mengenai usahanya di Kertajati, Arie berkomitmen tidak hanya menghasilkan, tapi juga mengedukasi. Dia ingin peternakannya menjadi tempat  pertanian bertemu dengan inovasi dan pendidikan.

Saat ini Arie sedang membangun Kertajati Family Farm & Education Park. Pusat Studi Pengembangan, Penelitian, dan Kajian Peternakan yang terintegrasi dengan Education Park.

Di atas areal 117 hektar yang disiapkan, kini dibangun kandang kambing serta domba berkapasitas 50.000 ekor.

Selain itu, masih melalui PT Lembu Setia Abadi Jaya, Arie membangun Pusat Pelatihan Peternakan Nasional & Sertifikasi, di Desa Mekarsari Ndaru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.

Stabilisasi Harga & Ketahanan Pangan Nasional

Inisiatif Arie dalam agribisnis tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tapi juga berkontribusi signifikan terhadap stabilisasi harga bahan pokok di Indonesia.

Baca Juga  Warga Aur Kenali Tolak Stockpile Batu Bara, Emak-emak Ikut Bergerak

“Dengan meningkatkan produksi daging lokal, kami berusaha mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor, yang pada akhirnya stabilkan harga pasar,” kata Arie.

Selain fokus pada produksi, Arie menekankan pentingnya hilirisasi dalam bisnis peternakannya.

“Kami tidak hanya berhenti di produksi hewan ternak, tapi juga melibatkan diri dalam pengolahan lanjutan produk-produk peternakan,” ungkap Arie.

Inisiatif hilirisasi ini termasuk pengolahan daging, dan produk turunan lainnya, tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tapi juga diversifikasi pasar dan sumber pendapatan.

Tak hanya itu, adanya hilirisasi juga akan membuka lapangan kerja di sektor peternakan, yang mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan pengalaman luas di bidang agribisnis, Arie menerapkan pendekatan modern dan berkelanjutan dalam pengelolaan peternakan.

“Setiap tantangan adalah peluang belajar dan tumbuh. Kami selalu berupaya mengadopsi metode terbaru dan terbaik dalam agribisnis,” katanya.

Pencapaian Arie dalam agribisnis menandakan langkah maju bagi Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan.

“Tujuan kami tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar agribisnis global,” tuturnya. ***

Editor : Doddi Irawan

Share :

Baca Juga

Ekobis

Al Haris Realisasikan Pesan Prabowo Gunakan APBD Sebaik Mungkin

Ekobis

Tahun 2024 PHR Regional I Sumatra Targetkan Pengeboran 13 Sumur Baru

Ekobis

OJK Terbitkan Aturan Pembiayaan Transaksi Efek dan Short Selling

Berita Utama

BI Jambi Siapkan Rp.2,2 Triliun untuk Penukaran Uang Baru, Begini Cara Menukarnya…

Ekobis

Komitmen Tingkatkan Produksi Minyak di Atas 50.000 BOEPD, PetroChina Jabung Gandeng Sejumlah Mitra

Ekobis

Kinerja Industri Jasa Keuangan di Jambi Stabil dan Tumbuh Positif

Berita Utama

Edi Purwanto Ajak Pemerintah Diskusikan Potensi 3.000 Lahan di Sungai Penuh

Ekobis

Jelang Idul Fitri Inflasi Provinsi Jambi 0,54 %