Home / Nasional

Selasa, 25 Maret 2025 - 22:11 WIB

Pentingnya Sinergi Pelaku Perbankan Daerah Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan

Dian Ediana Rae

Dian Ediana Rae

JAMBIBRO.COM — Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyatakan, terus mendorong pengembangan serta penguatan peran perbankan daerah, termasuk perbankan syariah, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Dialog Bersama Industri Perbankan di wilayah Solo Raya yang diselenggarakan di Kantor OJK Solo, Jumat 21 Maret 2025.

Dian menekankan pentingnya perbankan daerah untuk lebih memainkan peranannya, agar perkembangan perbankan berkorelasi positif dengan kondisi perekonomian nasional dan perekonomian daerah.

Dian menyampaikan, forum ini merupakan kesempatan baik untuk melakukan dialog terkait perkembangan perbankan daerah. Perbankan daerah perlu terus meningkatan kinerja dan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing, sehingga secara agregat akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.

“Kami mengharapkan sinergi antar pihak-pihak terkait di daerah, yakni Bank Indonesia, OJK dan lembaga terkait lainnya dapat terus ditingkatkan,” katanya.

Baca Juga  Persepsi Optimistik Sektor Perbankan Terpelihara di Tengah Volatilitas Global

Menurut Dian, saat ini sesuai UU, OJK memiliki peran mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui penciptaan dan pengembangan sumber-sumber ekonomi baru di daerah.

Selanjutnya, untuk mendukung peran perbankan daerah, OJK menerbitkan Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah 2024-2027 serta Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR BPRS 2024-2027.

Sebelumnya, pada Pertemuan Industri Tahunan Jasa Keuangan 2025 yang lalu, OJK telah memproyeksikan pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan pada tahun 2025 berada di kisaran 9-11 persen, didukung dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang meningkat di level 6-8 persen.

Proyeksi ini merefleksikan prospek positif pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik yang masih terus berlanjut.

Perbankan nasional diharapkan dapat berperan aktif untuk menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan penyediaan pembiayaan bagi pertumbuhan kegiatan perekonomian nasional.

Baca Juga  OJK Bersama Asosiasi Fintech Luncurkan Panduan Kode Etik AI

Data OJK mencatat industri perbankan nasional dalam kondisi stabil dengan pertumbuhan aset Bank Umum sebesar 6,34 persen yoy pada Januari 2025 menjadi Rp12.410,7 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan juga tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pertumbuhan kredit tetap melanjutkan double digit growth sebesar 10,27 persen yoy menjadi Rp7.782,2 triliun.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh sebesar 5,51 persen yoy menjadi Rp8.879,3 triliun.

Perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang baik. Berdasarkan data hingga Januari 2025, total aset tercatat tumbuh 9,17 persen yoy menjadi sebesar Rp948,2 triliun dengan market share tercatat senilai 7,5 persen.

Dari sisi intermediasi, total penyaluran pembiayaan tercatat sebesar Rp639,1 triliun atau tumbuh 9,77 persen yoy. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai sebesar Rp737,4 triliun atau tumbuh 9,85 persen yoy.

Baca Juga  OJK Komitmen Tegakkan Integritas dan Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju

Di sisi lain, kinerja industri BPR/S juga relatif stabil. Fungsi intermediasi industri BPR/S tetap baik, dengan kredit/pembiayaan yang masih tumbuh 5,41 persen yoy menjadi Rp166,4 triliun serta DPK meningkat sebanyak 8,70 persen yoy menjadi Rp166,5 triliun per Desember 2024.

Searah dengan pertumbuhan di tingkat nasional, pelaku industri perbankan di wilayah Solo Raya juga mampu mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Total Aset Perbankan Solo Raya meningkat 2,29 persen yoy menjadi Rp119,53 triliun di tengah kontraksi penyaluran kredit/pembiayaan yang sebesar -Rp2,8 triliun (-2,64 persen yoy) menjadi Rp103,6 triliun.

Namun begitu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga mampu mencetak kenaikan sebesar 3,1 persen yoy menjadi Rp97,8 triliun. Perolehan ini merepresentasikan adanya ruang perbaikan untuk pemulihan pembiayaan di tengah pengetatan kondisi likuiditas. | pr

Share :

Baca Juga

Nasional

Kapuspen TNI Luruskan Rencana Penambahan Kodam Baru, Termasuk di IKN

Nasional

Akmal Yusmar Nakhodai Asosiasi Kopi Minang, Mambangkik Batang Tarandam

Nasional

Perwira Putra Jambi Jadi Komandan Upacara HUT 79 Kemerdekaan RI di Bengkalis

Nasional

OJK Perluas Kerja Sama Internasional

Nasional

Kemenkop Serahkan Daftar Koperasi kepada OJK

Nasional

ISFO 2024 Bidik Pelajar dan Mahasiswa

Nasional

Tiga Profesor Hukum Minta Mardani H Maming Dibebaskan

Nasional

PETA Protes Ekspor Impor Daging Kodok