Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, mengukuhkan Pengurus Asosiasi Kopi Minang (AMK) | ist
JAMBIBRO.COM – Pengurus Asosiasi Kopi Minang (AKM) periode 2024 – 2027 dikukuhkan oleh Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, di Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Provinsi Sumatra Barat.
Acara pengukuhan berlangsung Minggu 8 September 2024, dihadiri pejabat forkompinda, Kepala Dinas Perkebunan Sumbar, Kepala Dinas Perindag Sumbar, pejabat OJK dan Bank Indonesia Sumbar.
Gubernur Sumbar yang akrab dipanggil Buya itu berharap kopi Minang dapat berbicara di tingkat nasional bahkan internasional. Dia minta AKM bersama pemerintah dan stakeholder terkait berkolaborasi.
“Persoalan-persoalan yang jadi kendala selama ini harus diselesaikan dengan baik. Maraknya kedai kopi di berbagai kota di Sumbar, terutama Kota Padang, mampu menekan peredaran minuman keras,” ungkapnya.
Buya Mahyeldi menyebut, tren anak muda saat ini adalah minum kopi di kafe. Ini sudah menjadi lifestyle anak-anak muda di Indonesia, termasuk di Sumbar.
Ketua Asosiasi Kopi Minang (AMK), Akmal Yusmar, menyambut baik harapan orang nomor satu di Sumatra Barat itu. AMK saat ini menyoroti peran perhutanan sosial dalam mendorong bangkitnya kopi di Sumatra Barat, terutama di daerah hulu.
Saat ini Perhutanan Sosial di Sumatra Barat mencakup luas 319.656 hektar dan melibatkan 186.083 kepala keluarga (KK).
Berdasarkan data BPS Sumbar tahun 2022, provinsi ini memproduksi 2.680 ton Kopi Arabika dan 11.090 ton Kopi Robusta setiap tahun, dengan nilai ekonomi sekitar Rp.726,8 miliar per tahun.
Akmal memaparkan, Kopi Arabika menyumbang Rp.227,8 miliar dan robusta Rp.499 miliar. Kawasan Perhutanan Sosial berpotensi menyumbang 10 – 15 persen, atau sekitar 72 – 109 miliar rupiah setahun.
Menurut Akmal, keberhasilan Hutan Kemasyarakatan Solok Radjo dan Hutan Nagari Sirukam, menjadi bukti.
Pengelolaan hutan berkelanjutan di bawah tren global, seperti European Green Deal dan kebijakan Deforestation-Free Supply Chains, harus mendapat dukungan penuh dari dinas provinsi hingga kabupaten/kota untuk memastikan produksi kopi di Sumatra Barat ramah lingkungan, bebas deforestasi dan siap bersaing di pasar global. | DIA