Banjir menggenangi rumah-rumah warga di Kabupaten Muarojambi, Jumat, 19 Januari 2024 | foto : dia
JAMBIBRO.COM – Banjir melanda Jambi. Hujan tak henti-hentinya turun. Sungai Batanghari meluap.
Ribuan rumah warga di Kabupaten Muarojambi terendam air. Aktivitas ekonomi masyarakat terganggu.
Banjir di Muarojambi sudah dua minggu berlangsung. Hari ke hari air di pemukiman warga terus naik. Pemerintah diminta secepatnya mengambil langkah.
Hingga Jumat 19 Januari 2024 memang belum ada korban jiwa. Tapi di Kota Jambi, seorang bocah 9 tahun meninggal dunia akibat banjir.
Menurut Penjabat Bupati Muarojambi, Bachyuni Deliansyah, banjir di daerahnya sudah menggenangi 61 desa di 6 kecamatan.
Keenan kecamatan itu adalah Jambi Luar Kota, Kumpeh Ulu, Taman Rajo, Sekernan, Kumpeh Ilir dan Maro Sebo.
Bachyuni merinci, ada 1.182 rumah terendam, dan 4.191 KK warga terdampak banjir. Dia sudah berkoordinasi dengan BPBD dan instansi terkait.
Bachyuni memerintahkan jajarannya segera turun ke rumah-rumah warga terdampak banjir, dan menyalurkan bantuan sembako.
“Saya sudah instruksikan instansi terkait, agar cepat tanggap pada bencana banjir ini,” katanya.
Bachyuni menyebut, banjir terparah terjadi di Kecamatan Sekernan, yakni di Desa Pulau Kayu Aro, Kedotan, Tantan, dan Pematang Pulai.
Untuk mengantisipasi dampak banjir, Pemkab Muarojambi membuat posko pengungsian. Selain itu disalurkan pula bantuan sembako kepada warga terdampak.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan, agar kesehatan warga terdampak banjir dipantau,” tegas Bachyuni.
Hasan, korban banjir di Desa Tantan, mengungkapkan, banjir di desanya mengakibatkan jalan tidak bisa dilalui mobil maupun sepeda motor. Untuk menyeberang sungai ongkosnya mahal.
“Akibat banjir perekonomian warga terganggu. Warga tidak bisa ke kebun menyadap karet dan memanen sawit. Anak-anak sekolah juga terganggu,” ungkap Hasan. | DIA
Editor : Doddi Irawan